BATU BARA NEOGEN DAN PALEOGEN
PERBEDAAN ENDAPAN BATUBARA PALEOGEN DAN NEOGEN
DI INDONESIA
Batubara
adalah batuan sedimen nonklastik yang dapat digunakan menjadi bahan bakar,
terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Batubara juga adalah batuan organik
yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui
dalam berbagai bentuk. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen. Indonesia sebagai negara yang cukup melimpah sumberdaya juga mempunyai
cukup banyak endapan batubara. Secara umum endapan batubara yang ada di
Indonesia dibagi menjadi 2 kelompok besar, yakni Batubara pada umur Paleogen
dan Batubara yang berumur Neogen. Pengelompokkan tersebut didasarkan pada kesamaan
umur dan kejadian pada setiap cekungan yang ada. Berikut adalah tabel perbedaan
Batubara Paleogen dengan Batuara Neogen.
Tabel 1. Perbedaan Batubara Paleogen dan
Neogen
No.
|
Faktor
Pembeda
|
Batubara
Paleogen
|
Batubara
Neogen
|
1.
|
Lingkungan Pengendapan
|
Terendapkan dalam lingkungan
pengendapan transgresi dengan keadaan extensional structural setting juga dalam sistem Intermountain dan
Continental Margin Basin
|
Foreland, backdeep, delta dan continental
margin serta diendapkan dalam lingkungan regresi yang diinterpretasikan
terjadi karena adanya orogenesa serta pasokan sedimen yang mengisi cekungan
lebih cepat dibanding dengan penurunan cekungan yang ada sehingga garis
pantai bergerak mundur secara lambat. Proses akhir sedimentasi pada Neogen
dicirikan dengan adanya endapan tuff.
|
2.
|
Sebaran
|
Cekungan Ombilin di Sumatera Barat,
Cekungan Sumatera Tengah di Riau, Pasir dan Asam-asam di Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Timur, Barito di Kalimantan Selatan dan Tengah serta Cekungan
Ketungau di Kalimantan Barat. Endapan batubara Paleogen yang tidak luas juga
ditemukan di Sulawesi Selatan dan Jawa Barat. Cenderung tersebar di Indonesia
bagian barat.
|
Cekungan Sumatera Selatan, Cekungan
Bengkulu, Cekungan Meulaboh di Aceh, Kutai dan Tarakan di Kalimantan Timur
dan Cekungan Barito di Kalimantan Selatan.
|
3.
|
Kualitas
|
Batubara Paleogen memiliki
karakteristik kadar abu dan sulfur yang tinggi. Batubara Paleogen juga
cenderung tidak tebal. Endapan yang mempunyai nilai ekonomis pada umumnya
memiliki ketebalan 4 hingga 6 meter. Rank dari batubara Paleogen secara umum
lebih tinggi dari batubara Neogen dengan nilai kalori yang lebih tinggi dan
kadar kelembaban yang rendah. Beberapa endapan batubara Paleogen di Indonesia
memiliki kriteria yang tepat untuk tambang permukaan seperti ketebalan dan
struktur geologi yang sederhana. Rank tinggi dengan kadar moisture yang
rendah da kalori tinggi. Relatif tipis namun menerus.
|
Kadar abu dan
sulfur yang rendah serta struktur geologi yang sederhana, rank dari batubara
ini bervariasi. Sebagian besar memiliki
rank rendah (lignite) dengan kadar moisture yang tinggi dan
nilai kalori yang rendah. Di beberapa daerah, terdapat pula endapan
batubara Neogen yang memiliki rank tinggi hingga antrasit. Ini disebabkan
sebagian batubara tersebut terkena thermal effect dari suatu kegiatan
magma. Sebagai contoh adalah batubara Bukit Asam, Sumatera Selatan, Sumatera
Barat dan dengan skala yang lebih kecil di Cekungan Kutai.
|
4.
|
Umur
|
awal Tersier Tengah, 68 jt tahun
hingga 23 jt tahun
|
awal Tersier sedangkan pengendapan
batubaranya diduga berawal pada Eosen Tengah
|
Tabel 2. Kualitas Batubara Rata-rata Endapan Paleogen
TAMBANG
|
CEKUNGAN
|
TM
|
IM
|
Ash
|
VM
|
S
|
CV
|
|
% (ar)
|
%
(ad)
|
%
(ad)
|
%
(ad)
|
%
(ad)
|
kkal/kg
(ad)
|
|||
Satui
|
Asam-asam
|
10
|
7
|
8
|
41.5
|
0.8
|
6800
|
|
Senakin
|
Pasir
|
9
|
4
|
15
|
39.5
|
0.7
|
6400
|
|
Petangis
|
Pasir
|
11
|
4.4
|
12.
|
40.5
|
0.8
|
6700
|
|
Ombilin
|
Ombilin
|
12
|
6.5
|
< 8
|
36.5
|
0.5-0.6
|
6900
|
|
Parambahan
|
Ombilin
|
4
|
-
|
10
|
37.3
|
0.5
|
6900
|
TM:
Kelembaban Total, IM: Kelembaban Tertambat, Ash: Kandungan Abu, VM: Zat
Terbang, S: Kandungan Sulfur, CV: Nilai Kalori
Tabel 3.
Kualitas Batubara Rata-rata Endapan Neogen
TAMBANG
|
CEKUNGAN
|
TM
|
IM
|
Ash
|
VM
|
S
|
CV
|
||
% (ar)
|
% (ad)
|
%
(ad)
|
%
(ad)
|
%
(ad)
|
kkal/kg
(ad)
|
||||
Prima
|
Kutai
|
9
|
-
|
4
|
39
|
0.5
|
6800
|
||
Roto South
|
Pasir
|
24
|
-
|
3
|
40
|
0.2
|
5200
|
||
Binungan
|
Tarakan
|
18
|
14
|
4.2
|
40.1
|
0.5
|
6100
|
||
Air laya
|
Sumsel
|
24
|
-
|
5.3
|
34.6
|
0.49
|
5300
|
||
Paringin
|
Barito
|
24
|
18
|
4
|
40
|
0.1
|
5950
|
TM:
Kelembaban Total, IM: Kelembaban Tertambat, Ash: Kandungan Abu, VM: Zat
Terbang, S: Kandungan Sulfur, CV: Nilai Kalori
- KADERSURAU -
Komentar
Posting Komentar